Cari Blog Ini

Kamis, 15 April 2010

Media/Alat Belajar Pendidikan Islam

Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Salah satu di antara faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan adalah media/alat pendidikan atau pengajaran. Sebab media/alat merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indra pendengaran dan penglihatan.

Menurut pendapat para ahli pendidikan bahwa antara media dan alat pendidikan mempunyai persamaan pengertian yang secara harfiah berarti perantara (ﻭﺴﺎ ﺌﻞ), atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media adalah alat, sarana, benda yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Alat berarti benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu.

Para ahli pendidikan mendefinisikan tentang media pendidikan, adalah :
Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely menyatakan bahwa media adalah sumber belajar, dan dapat juga diartikan dengan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi peserta didik mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. (Zakiah Daradjat, dkk)

Briggs mendefinisikan bahwa media adalah segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar. (Ramayulis)

Rustiyah NK, dkk berpendapat bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Dari beberapa definisi media/alat pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa media/alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran hingga mencapai tujuan pendidikan. Dengan menggunakan media/alat pendidikan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar.

Guru yang efektif dalam menggunakan media/alat pendidikan dapat meningkatkan minat peserta didik dalam proses belajar mengajar dan peserta didik akan lebih cepat dan mudah memahami serta mengerti terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Salah satu fungsi utama media pendidikan adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Kemp & Dayton mengemukakan bahwa ada tiga fungsi utama media pendidikan yang digunakan, baik untuk perorangan maupun untuk sejumlah besar orang yaitu : Pertama, memotivasi minat atau tindakan peserta didik dengan teknik drama atau hiburan, dengan harapan melahirkan minat dan merangsang peserta didik untuk bertindak, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap, nilai dan emosi. Kedua, menyajikan informasi kepada peserta didik. Isi dan bentuk bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, pengetahuan latar belakang, atau dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketiga, memberikan instruksi kepada peserta didik. (Azhar Arsyad, Media Pembelajaran)

Para ahli mengklasifikasikan media/alat pendidikan di antaranya adalah :
Menurut Zakiah Daradjat, media/alat pendidikan yang dapat digunakan di sekolah adalah, Pertama, media tulis, seperti al-Qur’an, Hadits, Tauhid, Fiqih, Sejarah. Kedua, benda-benda alam, seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Ketiga, gambar-gambar yang dirancang, seperti grafik. Keempat, gambar yang diproyeksikan, seperti video, transparan. Kelima, Audio recording (Alat untuk didengar), seperti kaset, tape radio.

Senada dengan Zakiah Daradjat, Omar Hamalik juga menyebutkan bahwa media/alat pendidikan yang dapat digunakan dalam proses pengajaran adalah : Pertama, bahan-bahan cetakan atau bacaan, dimana bahan-bahan ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan simbol-simbol kata dan visual. Kedua, alat-alat audio visual, yakni alat-alat yang dapat digolongkan pada : alat tanpa proyeksi seperti papan tulis dan diagram, media pendidikan tiga dimensi seperti benda asli dan peta, alat pendidikan yang menggunakan teknik, seperti radio, tape recorder dan transparansi. Ketiga, sumber-sumber masyarakat, seperti obyek-obyek peninggalan sejarah. Keempat, kumpulan benda-benda (material collection), seperti dedaunan, benih, batu dan sebagainya.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai mengklasifikasikan media pengajaran yang dapat digunakan dalam proses pengajaran adalah : Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Arif S. Sadiman menyatakan bahwa yang termasuk media/alat pendidikan adalah media grafis, dengan cara menuangkan pesan pengajaran ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Yang termasuk ke dalam media grafis adalah gambar, foto, sketsa, bagan, chart, diagram, papan, poster dan kartun.

Tampaknya pengklasifikasian media/alat pendidikan oleh ahli pendidikan di atas cukup luas. Sebab, tidak hanya menyangkut benda yang digunakan oleh pendidikan dalam menyampaikan pesan, tapi manusia sebagai sumber belajar, sekaligus sebagai media/alat pendidikan.

Media/alat pendidikan dalam bentuk materil perlu digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Sebelum penggunaan media/alat pendidikan tersebut, perlu diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan mana media/alat yang sesuai atau cocok dengan tujuan pendidikan Islam. Media/alat pendidikan tersebut harus mengandung nilai-nilai operasional, sehingga mampu menghantarkan pendidikan kepada tujuannya.

Di samping media/alat pendidikan di atas yang bersifat materil, ada pula media/alat pendidikan yang bukan materil, seperti : keteladanan (uswah al-hasanah), perintah dan larangan, ganjaran dan hukuman.

Ada beberapa pengaruh media/alat pendidikan dalam peroses pengajaran adalah : Media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar peserta didik.
Alasan pertama adalah :
a.Dengan media/alat pendidikan, pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta
didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b.Pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta
didik.
c.Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya
mendengarkan guru tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Alasan Kedua adalah : berkenaan dengan taraf berpikir manusia, yakni taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir kongkrit menuju berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut, sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai)

Sementara Yusuf Hadi Miarso, dkk, menyatakan bahwa media/alat mempunyai nilai-nilai praktis di antaranya adalah membuat kongkrit konsep yang abstrak, membawa obyek yang sukar didapat kedalam lingkungan belajar peserta didik, menampilkan obyek yang terlalu besar, menampilkan obyek yang tidak dapat diamati oleh mata telanjang, mengamati gerakan yang terlalu cepat, memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar peserta didik, membangkitkan motifasi belajar, dan menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran sebagai berikut :
a.Media pendidikan dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses serta hasil belajar.
b.Media pendidikan dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara
peserta didik dan lingkungannya, serta kemungkinan peserta didik untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c.Media pendidikan dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu :
1.Obyek yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti
dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio/model.
2.Obyek yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan
bantuan mikroskop, film, slide/gambar.
3.Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu/terjadi sekali dalam puluhan tahun
dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, slide disamping secara verbal.
4.Obyek yang rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret
melalui film, gambar, slide/simulasi gambar.
d.Media pendidikan dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan, misalnya melalui karya wisata,
kunjungan-kunjungan ke museum, kebun binatang dan sebagainya.

Apabila pendidikan Islam memanfaatkan dan mengembangkan media/alat pendidikan tersebut di dalam kegiatan pembelajarannya, maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi pelajaran yang disampaikan, serta akan memiliki moral dan akhlak yang tinggi. Dan dengan mempergunakan media/alat pendidikan tersebut, besar kemungkinan akan mencapai tujuan pendidikan yang di cita-citakan.

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: