Cari Blog Ini

Kamis, 15 April 2010

Strategi Belajar Mengajar

Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dan “ago” (pemimpin). Sebagai kata kerja, strategos berarti merencanakan (to plan). (D. Sudjana S, 2000, h. 5)

Dalam konteks pengajaran, strategi diartikan sebagai salah satu daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses pengajaran, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Strategi belajar mengajar dapat pula diartikan sebagai pola umum perbuatan guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan, baik yang sifatnya instruksional maupun pengiring. Jenis dan urutan perbuatan itu tampak digunakan dan diragakan oleh guru dan peserta didik dalam bermacam-macam peristiwa dalam proses pembelajaran.

Strategi belajar mengajar juga bisa dikatakan sebagai salah satu politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Politik atau taktik tersebut harus mencerminkan langkah-langkah yang sistemik, artinya bahwa setiap komponen pembelajaran harus saling berkaitan satu sama lain, dan sistematik yang mengandung pengertian bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran itu tersusun dengan rapi dan logis sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

Dalam menerapkan strategi pengajaran dan pembelajaran hendaknya seorang guru melihat iklim dimana sekolah itu berada dan keadaan peserta didik sehingga strategi yang dipakai betul-betul mengena serta pelajaran yang disampaikan dengan mudah diserap oleh peserta didik.

Berbicara tentang strategi belajar mengajar maka ada beberapa hal yang dilakukan dalam hal ini yaitu :

A.Penentuan strategi belajar mengajar
Dalam penentuan strategi belajar mengajar, harus mempertimbangkan beberapa hal di antaranya :
1.Tujuan pengajaran yang hendak dicapai
2.Hakikat, ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran yang akan disampaikan.
3.Kesiapan belajar peserta didik, yaitu kemampuan peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4.Situasi dan kondisi belajar di sekolah, seperti ruang kelas, jumlah peserta didik, fasilitas dan sumber pelajaran serta waktu yang tersedia.
5.Teori pendidikan yang melandasi perbuatan mendidik yang berhubungan langsung dengan nilai instruksional dan nilai instrinsik yang ingin dicapai.

Sering terjadi strategi yang dipilih sangat sesuai dengan kelima kriteria di atas, tetapi karena guru tidak mampu mengelolanya, maka hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu, apabila terjadi strategi yang memenuhi kelima kriteria di atas, maka dipilih strategi yang paling dikuasainya.

B.Pengelolaan kegiatan belajar mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, ada dua kegiatan guru yang sangat erat kaitannya yaitu pengajaran dan pengelolaan kelas. Pengajaran mencakup segala jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan, yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus pengajaran. Sedangkan kegiatan pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi bagi terjadinya kegiatan belajar mengajar yang efektif. (Abdul Rachman Shaleh)

C.Pengembangan motode pembelajaran.
Metode dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk mencapai suatu maksud. Apapun program kegiatannya dan sebagus apapun wujud program yang disusun, tapi dalam pelaksanaannya tidak menempuh jalan atau cara yang tepat maka tidak akan mendapatkan hasil yang signifikan.

Demikian halnya dengan kegiatan belajar mengajar. Sebagus apapun program pembelajarannya dan setinggi apapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, tapi dalam pelaksanaannya tidak menggunakan metode yang tepat, maka tidak akan tercapai tujuan pembelajaran yang rumuskan.

Para ahli pendidikan mendefinisikan metode pendidikan dan pembelajaran, di antaranya adalah :

Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode pendidikan adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. (Ramayulis)

Muhammad Athiyah Al-Abrasyi mendefinisikan metode mengajar adalah jalan yang kita ikuti untuk memberi faham kepada peserta didik segala macam pelajaran, dalam segala mata pelajaran. (Omar Mohammad At-Toumy Al-Syaibany)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara, jalan atau teknik yang harus dilalui oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pengajaran kepada peserta didik, baik secara individu maupun secara kelompok, agar tercapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam menggunakan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar peserta didik.
2.Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan peserta didik untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi.
3.Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mewujudkan hasil karya.
4.Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian peserta didik.
5.Metode yang digunakan harus dapat mendidik peserta didik dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. (Ahmad Sabri)

Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang dirumuskan, maka seorang guru harus mengetahui berbagai macam metode. Di antara metode pengajaran agama Islam adalah yang dijelaskan oleh Abduraman An Nahlawi adalah :
1.Metode Hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi. Yakni bil Hikmah, mauidzah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan.
2.Mendidik dengan kisah Qur’ani dan Nabawi. Yakni menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan kronologis suatu peristiwa masa lalu, agar kisah tersebut menjadi pelajaran bagi peserta didik.
3.Mendidik dengan amtsal Qur’ani dan Nabawi.
4.Mendidik dengan memberi teladan (uswah atau qudwah). Guru memberikan teladan yang baik agar ditiru dan dilaksanakan oleh peserta didik.
5.Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman. Membiasakan peserta didik untuk berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
6.Mendidik dengan mengambil ‘ibrah (pelajaran) dan mauizah (peringatan). Ibrah yakni suatu kondisi fisik yang menyampaikan manusia mengetahui intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, ditimbang, diukur dan diputuskan oleh manusia secara nalar, sehingga dapat mempengaruhi hatinya untuk tunduk kepada Allah dan mendorongnya untuk berpikir dan berprilaku yang sesuai. Mauizah yakni memberikan nasihat dan peringatan akan kebaikan dan kebenaran dengan cara menyentuh kalbu dan menggugah hatinya untuk mengamalkannya.
7.Mendidik dengan membuat senang (targhib) dan membuat takut (tarhib). Targhib yakni janji yang disertai dengan bujukan dan membuat senang terhadap suatu kebaikan, kenikmatan atau kesenangan akhirat yang pasti dan baik serta bersih dari segala kotoran, yang kemudian diteruskan dengan melakukan amal sholeh dan menjauhi kenikmatan selintas yang mengandung bahaya. Tarhib yakni ancaman dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa dan kesalahan yang dilarang oleh Allah SWT. (Abdurahman An-Nahlawi)

Sementara Omar Mohammad at Toumy al Syaibani menjelaskan metode pendidikan agama Islam :
1.Metode pengambilan kesimpulan-kesimpulan atau induktif. Yakni membimbing pelajar untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan kesimpulan.
2.Metode perbandingan (Qiyasiyah). Yakni menjelaskan materi pelajaran dari yang umum kepada yang khusus, dari secara keseluruhan kepada bagian-bagian kecil.
3.Metode kuliah dengan menyiapkan pelajaran dan kuliah, mencatat materi yang penting, mengutarakan secara sepintas tentang yang penting tersebut, kemudian menjelaskan dengan terperinci.
4.Metode dialog dan perbincangan. Yakni dialog atau perbincangan melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak dapat diragukan, dikeritik dan dibantah lagi.
5.Metode lingkaran. Yakni sekelompok peserta didik duduk melingkar dalam setengah bulatan dan mendengarkan penjelasan guru. (halaqah)

Sedangkan metode pendidikan menurut Abdul Rachman Shaleh di antaranya adalah :
1.Metode pemberian tugas, baik secara individu maupun kelompok, berupa pekerjaan rumah dan lain-lain.
2.Metode demonstrasi dan eksperimen. Yakni mengajar dengan mempertunjukkan sesuatu, seperti suatu rangkaian percobaan, suatu model atau suatu keterampilan tertentu, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri.
3.Metode proyek. Yakni mengajar dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajaran, agar peserta didik tertarik untuk belajar.
4.Metode diskusi. Yakni penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh, guna memecahkan suatu masalah.
5.Metode karyawisata. Yakni membawa peserta didik langsung ke obyek yanga akan dipelajari yang terdapat diluar kelas.
6.Metode tanya jawab. Yakni penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab peserta didik.
7.Metode sosiodrama dan bermain peran. Yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memainkan peran tertentu dan pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik.
8.Metode bercerita. Yakni mengajar dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menuturkan atau menceritakan suatu peristiwa secara lisan kepada peserta didik yang lain.
9.Metode latihan. Yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru.
10.Metode ceramah. Yakni penyajian materi pelajaran melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada peserta didik. (Abdul Rachman Shaleh)

Dengan memiliki pengetahuan mengenai berbagai macam metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode pengajaran sangat bergantung kepada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Semakin baik dan tepat penggunaan metode pengajaran dalam kegiatan pembelajaran, maka akan semakin baik dan tinggi mutu pembelajaran yang dihasilkan.

Dengan penataan terhadap strategi pembelajaran yang baik dan teratur, maka tercapailah efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap peserta didik.

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: